ONE DAY : Taking Risk For Chance In Love
One Day: Menimbang Risiko Demi Peluang Cinta
"One Day" mengajak penonton pada perjalanan cinta yang unik. फिल्म (film) ini [film ini tidak mengikuti] mengikuti kisah romantis dua orang, Emma dan Dexter, yang dipertemukan pada hari kelulusan mereka dan kemudian diikuti setiap tanggal 15 Juli selama 20 tahun ke depan.
Hal yang Membuat Anda Penasaran:
- Konsep Tanggal yang Unik: Dengan memilih hanya menampilkan kisah pada satu tanggal setiap tahun, film ini menciptakan rasa penasaran tentang apa yang terjadi pada Emma dan Dexter selama periode antar tanggal tersebut. Penonton diajak untuk menebak perkembangan hubungan mereka dan kehidupan masing-masing.
- Perubahan Emosional: Melihat Emma dan Dexter setiap lima tahun menunjukkan perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka. Film ini menampilkan perjuangan karier, masalah keluarga, dan perkembangan perasaan mereka seiring berjalannya waktu.
- Akting yang Memukau: Anne Hathaway dan Jim Sturgess memberikan akting yang kuat dan menarik. Mereka berhasil menunjukkan perasaan cinta, kecewa, dan penyesalan yang dialami karakter mereka secara percaya.
Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan:
- Ritme yang Lambat: Karena hanya berfokus pada satu hari setiap tahun, "One Day" memiliki ritme yang cukup lambat. Beberapa penonton mungkin merasa film ini terlalu berlarut-larut.
- Tidak Ada Konklusi yang Jelas: Film ini memilih untuk membiarkan penonton menafsirkan sendiri akhir kisah Emma dan Dexter. Hal ini bisa menjadi kekecewaan bagi beberapa penonton yang menginginkan akhir yang lebih jelas.
Secara keseluruhan, "One Day" adalah film drama romantis yang menarik untuk direnungkan. Film ini menawarkan konsep cerita yang unik, akting yang memukau, dan pemandangan tentang perjalanan cinta yang penuh resiko dan peluang.
Would you risk everything, just to be in love for just one day?
Nice-to-know:
Kolaborasi kedua sutradara Banjong Pisanthanakun dengan aktor yang juga penulis skenarionya Chantavit Dhanasevi setelah Hello Stranger (2010).
Cast:
Chantavit 'Ter' Dhanasevi sebagai Denchai
Nittha 'Mew' Jirayungyurn sebagai Nui
Director:
Merupakan film kedelapan bagi Banjong Pisanthanakun setelah Pee Mak Phrakanong (2013).
Nice-to-know:
Kolaborasi kedua sutradara Banjong Pisanthanakun dengan aktor yang juga penulis skenarionya Chantavit Dhanasevi setelah Hello Stranger (2010).
Cast:
Chantavit 'Ter' Dhanasevi sebagai Denchai
Nittha 'Mew' Jirayungyurn sebagai Nui
Director:
Merupakan film kedelapan bagi Banjong Pisanthanakun setelah Pee Mak Phrakanong (2013).
W For Words:
7 dari 20 film Thailand terlaris sepanjang masa hingga saat ini merupakan produksi GTH (GMM Tai Hub) yang telah menutup usianya tahun lalu setelah sebelas tahun beroperasi yang diakhiri dengan merilis dua film terakhirnya Heart Attack dan May Who yang juga tidak terlalu mencatat hasil memuaskan di tangga box office. Untungnya masa hiatus itu tidak berlangsung lama. Studio yang selalu dikenal dengan production value tinggi dan inovasi berkualitas tersebut menjelma menjadi production house baru di bawah bendera GDH 559 (Gross Domestic Happiness). Karya perdana mereka sudah bisa anda nikmati mulai minggu ini yang mengusung dua nama besar yaitu Banjong Pisanthanakun dan Chantavit Dhanasevi. Penasaran kan?
Staf IT berusia 30 tahun, Denchai adalah invisible man di kantornya. Nyaris tidak ada yang mengingat namanya apalagi mempedulikan keberadaannya. Diam-diam ia mengagumi si cantik Nui dari divisi Marketing yang ternyata menjalin hubungan gelap dengan bos perusahaan, Top yang sudah beranak istri. Ketika outing tahunan diadakan di Hokkaido, Nui mengalami kecelakaan dan menderita hilang ingatan selama satu hari. Lantas Denchai menggunakan kesempatan itu untuk mengaku sebagai pacarnya. Apakah kebersamaan mereka akan berlanjut, atau harus berakhir?

Sutradara Banjong Pisanthanakun pernah meraih sukses besar lewat komedi romantis Hello Stranger (2011) yang juga digagasnya bersama sang aktor Chantavit Dhanasevi. Formula yang nyaris serupa dengan tema yang berbeda berusaha dihadirkan, dimana setting dipindahkan dari Korea ke Jepang. Humor-humor situasi yang khas kembali mengisi lewat karakter-karakter pendukung yang hadir dalam porsi secukupnya saja tapi tetap memorable. Walaupun pada akhirnya saya agak menyayangkan keputusan final dalam film yang mereka buat karena akan sangat mempengaruhi kelanjutan nasib GDH 559 di masa mendatang.
Suasana perkantoran yang statis di paruh awal berhasil memperkenalkan dua tokoh utamanya yang ‘kesepian’ dengan pergolakannya masing-masing. Hokkaido yang terasa dinamis dengan segala daya tarik wisatanya menjadi panggung bertutur yang dilematis di paruh akhir. Berbagai metafora yang disematkan di sepanjang penceritaan mampu mendorong plot ke arah pembabakan yang dituju secara jelas. Sebut saja lonceng permohonan, tombol kejujuran, figur kejutan sampai menara es.

Chantavit rela melakukan permak terhadap dirinya sendiri demi masuk ke dalam karakter Denchai. Wig keriting, susunan gigi yang tidak rapi plus kacamata kutu buku yang membuatnya terlihat berbeda. Gestur nerd yang ditampilkannya juga didukung oleh padanan kostum yang juga believable. Nittha memulai debut layar lebarnya dengan gemilang dimana setiap presence nya selalu ditunggu penonton. Mata besarnya seakan lebih berbicara daripada kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri. Sosok Nui yang easy going di luar tetapi rapuh di dalam mampu dibawakannya dengan lugas.
Jika anda termasuk dalam kategori lajang kota besar yang berkarir mungkin akan dengan cepat merasa familiar dengan penokohannya. Denchai atau Nui bisa jadi anda sendiri, atau salah satu dari orang di sekitar anda. Dengan pace yang konstan, One Day akan membuat anda terlarut hingga tanpa sadar menangis dalam suka hingga tertawa dalam duka. It’s a moody romance with emotional rollercoaster you should not miss! Cinta memang seringkali membuat kita bersikap egois, karena kebahagiaan kita sendiri yang menjadi taruhannya. But we all still need love, don’t we?
Durasi:
134 menit
134 menit
Overall:
8.5 out of 10
8.5 out of 10
Movie-meter:
Posting Komentar untuk "ONE DAY : Taking Risk For Chance In Love"