THE POOL : Nailbiting Survival Thriller For Another Day
Kolam Renang: Menenggangkan Perjuangan untuk Bertahan Hidup
Jika Anda mencari film yang akan membuat Anda tegang sepanjang film, "The Pool" pasti memberikan pengalaman menegangkan itu.
Ide ceritanya sederhana namun mengerikan: seorang pria terjebak di kolam renang yang terbengkalai, tanpa jalan keluar yang mudah dan diincar oleh predator yang mengintai (dalam hal ini, buaya). Film ini menampilkan protagonis kita, Day, dalam pertarungan putus asa untuk bertahan hidup, di mana setiap upaya untuk melarikan diri mengarah ke bahaya baru.
Yang membuat film ini menarik:
- Tegang Tinggi: Film ini unggul dalam membangun ketegangan. Terjebak di ruang terbatas dengan predator berbahaya, setiap gerakan Day terasa penuh bahaya.
- Performa Kuat: Theeradej Wongpuapen memberikan penampilan yang kuat sebagai Day, secara meyakinkan menggambarkan keputusasaan dan akal karakternya yang semakin meningkat.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
- Logika dikesampingkan: Plot film ini lebih mengutamakan sensasi daripada logika yang ketat. Jangan berharap penggambaran realistis tentang bertahan hidup.
- Romansa yang Tak Terduga: Dimasukkannya subplot romantis mungkin mengejutkan sebagian penonton, tetapi ini menambah lapisan lain pada perjalanan emosional Day.
Secara keseluruhan, "The Pool" adalah tontonan yang mencekam bagi penggemar film thriller bertahan hidup. Meskipun film ini mungkin mengambil kebebasan dengan realisme, film ini dikompensasi dengan ketegangan yang tak henti-hentinya dan penampilan sentral yang kuat.
6 Metres. Deep Pool. No Ladder. No Way Out.
Nice-to-know:
Sutradara Ping Lumpraleng menemukan ide cerita ini saat menemukan kolam kosong sewaktu mencari lokasi untuk debut penyutradaraannya, Kote Rak Aeng Loei (2006).
Cast:
Theeradej Wongpuapan sebagai Day
Ratnamon Ratchiratham sebagai Koy
Director:
Merupakan feature film keenam bagi Ping Lumpraploeng setelah Pob na pluak (2014).
W For Words:
Jika diminta menyebutkan survival thriller yang melibatkan air dan predator, mungkin mayoritas dari anda akan menyebutkan Open Water (2003) atau yang terbaru 47 Meters Down (2017). Kesamaannya hanya dimainkan satu atau dua karakter yang selalu terlihat di layar, selebihnya adalah binatang buas yang siap mengancam mereka. Film Thailand produksi T Moment ini memang tidak terkecuali. Perbedaannya terletak pada panggung cerita, bukan lautan, bukan juga samudera melainkan kolam renang kosong yang berkedalaman enam meter. Bagaimana bisa?
Art director, Day baru saja menyelesaikan syuting iklan komersial dan memilih bersantai di kolam renang terpencil. Semua kru telah pergi dan instruksi mengosongkan kolam pun sudah keluar. Malangnya Day ketiduran tanpa menyadari air yang mulai surut. Tak lama kekasihnya Koy malah menyusul terjun ke kolam dimana kepalanya sempat terantuk tembok. Keduanya ditambah anjing Lucky yang terikat rantai di atas kolam lantas berupaya bertahan hidup dan mencari jalan keluar selama berhari-hari. Sementara itu buaya betina yang terlepas juga turut mengancam nyawa mereka.

Dengan limitasi karakter dan setting, tentunya Lumpraploeng harus pandai memaksimalkan apa yang ia punya. Untungnya semua setup yang dipasang bisa dikatakan berhasil dalam menjaga ritme penceritaan. Penonton akan ‘disiksa’ selama 90 menit, meskipun draft awalnya yang konon berdurasi 150 menit, dengan rasa tidak nyaman dan geregetan melihat kesulitan demi kesulitan yang tak henti menghampiri Day. Saat secercah harapan datang, apapun caranya pasti akan pergi lagi, anda hanya perlu bersabar hingga menit terakhir untuk mengetahui nasib pasangan ini.
Karakter Day sendiri digambarkan begitu manusiawi. Ada keputusan yang membuatnya masuk ranah antagonis. Namun kita bisa mengerti alasannya. Apalagi setelah melihat segala bentuk perjuangan tak kenal lelah, mudah rasanya menggalang rasa simpati pada tokoh ini. Sedangkan Koy bisa dikatakan tipikal gadis manja tak berdaya yang mengandalkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya, tapi dipaksa tegar juga karena situasi tak terelakkan. Ada dua bintang binatang yang memberi kontribusi signifikan yakni Lucky yang lucu dan buaya yang berbahaya. Kita harus akui kombinasi CGI, mekanik dan live action keduanya cukup meyakinkan di layar.

Sulit untuk tak mengakui penampilan apik Theeradej Wongpuapan yang membawa beban berat di pundaknya dalam one man show kali ini. Sudah satu dekade semenjak kita terakhir menyaksikan akting mempesonanya dalam Bangkok Traffic Love Story (2009) bersama Cris Horwang yang fenomenal itu. Rasa takut, bingung, kalut, frustrasi diterjemahkannya dengan baik lewat ekspresi dan gestur, ditunjang dengan tubuh kekar berotot membuat kita percaya kehidupan keras yang dilakoni pria berusia 40an ini hingga bisa melakukan apa saja demi bertahan hidup.
Tak sia-sia penantian panjang terhadap film yang penayangannya terus ditunda di Indonesia sejak akhir tahun lalu ini. The Pool mungkin dapat dikategorikan sebagai action fantasy drama yang memposisikan manusia melawan monster (literally) dan ketakutan dalam dirinya sendiri akan masa depan yang belum pasti (metaphorically). Seperti kata pepatah milik Napoleon Hill, “Strength and growth come only through continuous effort and struggle.”
91 menit
8.5 out of 10
Movie-meter:
Posting Komentar untuk "THE POOL : Nailbiting Survival Thriller For Another Day"