IT : Float High Above Fear And Freedom

IT: Melawan Ketakutan dan Mengejar Kebebasan
IT, adaptasi terbaru dari novel horor klasik karya Stephen King, mengajak kita berpetualang ke Derry, kota kecil yang dihantui badut iblis bernama Pennywise. Film ini tak hanya menampilkan monster mengerikan, tapi juga kisah persahabatan sekelompok anak yang bersatu melawan ketakutan mereka.
Yang Akan Anda Sukai:
- Ketegangan yang Mencekam: IT berhasil membangun suasana mencekam dan menyeramkan. Munculnya Pennywise selalu mengejutkan dan menggemparkan, membuat penonton merasa tidak pernah aman.
- Para Tokoh yang Relatable: Film ini berfokus pada kisah persahabatan ketujuh anak yang membentuk sebuah kelompok bernama "The Losers Club". Kita akan dibuat peduli terhadap masing-masing karakter dan perjuangan mereka melawan masalah pribadi dan monster jahat.
- Eksplorasi Ketakutan dan Kebebasan: IT lebih dari sekedar film horor. Film ini menegaskan pentingnya menghadapi ketakutan dan mencari kebebasan dari bayang-bayang masa lalu.
Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan:
- Adegan Kekerasan yang Berat: IT mengandung adegan kekerasan dan kekejaman yang berat, terutama yang melibatkan anak-anak. Film ini tidak cocok untuk semua usia.
- Ritme yang Tidak Rata: Film ini memiliki durasi yang panjang dan terkadang ritme ceritanya terasa tidak rata. Beberapa adegan mungkin dirasa terlalu lama dan melambatkan tempo film.
Secara keseluruhan, IT adalah film horor yang menghibur dan mengesankan. Film ini menawarkan adegan-adegan menggemparkan, kisah persahabatan yang menyentuh, dan eksplorasi tematis yang dalam. Bagi penonton yang mencari film horor psikologis yang menggaet emosi, IT patut dicoba.
Georgie: Bill? If you'll come with me, you'll float too.
Nice-to-know:
27 adalah angka yang melekat dalam film ini. Film dirilis 27 tahun setelah serial televisinya ini tepat sebulan setelah ulang tahun Bill Skarsgard yang ke-27. Pennywise kembali ke Derry setiap 27 tahun sekali. Jonathan Brandis yang memerankan Bill muda di film aslinya meninggal di usia 27.
Cast:
Jaeden Lieberher sebagai Bill Denbrough
Jeremy Ray Taylor sebagai Ben Hanscom
Finn Wolfhard sebagai Richie Tozier
Chosen Jacobs sebagai Mike Hanlon
Jack Dylan Grazer sebagai Eddie Kaspbrak
Wyatt Oleff sebagai Stanley Uris
Bill Skarsgård sebagai Pennywise
Nicholas Hamilton sebagai Henry Bowers
Director:
Merupakan feature film ketiga bagi Andy Muschietti setelah Mama (2013).
W For Words:
Badut ibarat dua mata pisau, ada yang menghibur, ada juga yang menakutkan. Tergantung persepsi anda ataupun pengalaman pribadi di masa kecil yang mungkin masih tergambar jelas dalam ingatan. Namun di tangan horror master Stephen King lewat bukunya yang diterbitkan pada tahun 1986 yang telah diadaptasi ke serial televisi awal 90an, tentunya anda semua sudah bisa menebak ke mana film ini akan mengarah. Apalagi di tangan dingin kakak beradik Muschietti, Barbara yang bertindak sebagai produser dan Andries yang bertanduk sebagai sutradara. Hell no!
Remaja Bill Denbrough hidup dalam rasa bersalah setelah adiknya Georgie hilang secara misterius saat bermain dengan kapal kertas buatannya di tengah hujan. Bersama Eddie, Stanley, Richie yang tergabung dalam The Losers, mereka lantas bertemu dengan Beverly, Ben, Mike yang juga kerap dibully, termasuk oleh Henry dkk. Kawanan tersebut kemudian menemukan fakta adanya berbagai insiden aneh masa lampau yang sempat terjadi di kota kecil Derry itu, yang mengarah pada sosok badut misterius Pennywise yang terus mengintai rasa takut tanpa batas.

Lillis dan Wolfhard bisa jadi memperoleh nilai tertinggi di antara anggota The Losers lainnya lewat kapabilitas akting keduanya yang mencuat. Namun Lieberher, Ray Taylor, Jacobs, Dylan Grazer, Oleff tetap mampu mengikat chemistry mereka bertujuh secara utuh. Belum lagi antagonis Hamilton yang mendapat ‘panggung’nya sendiri. Sementara itu Bill Skarsgard berhasil keluar dari bayang-bayang sang ayah Stellan atau kakak tertua Alexander yang lebih dulu angkat nama. Peran badut berdansa penebar teror yang diyakini banyak kritikus akan membuka jalan panjang baginya ini dijamin akan menetap lama dalam ingatan anda.
IT adalah sebuah tontonan nostalgic yang menyeramkan sekaligus menyenangkan. Dari rumah The Neibolt Street hingga gorong-gorong bawah tanah kota Derry, emosi dan adrenalin anda akan terus dipacu menyaksikan teror demi teror Pennywise terhadap kepada The Losers. Pemahaman filsafat “mengatasi rasa takut demi menggapai kebebasan” meskipun prosesnya memakan durasi yang cukup lama, menjadi salah satu highlight penting yang membuat semuanya utuh dan dapat diterima nalar. This millenial edition will float high above its predecessors. And friendship bounds they had offered would never sink.
Merupakan feature film ketiga bagi Andy Muschietti setelah Mama (2013).
W For Words:
Badut ibarat dua mata pisau, ada yang menghibur, ada juga yang menakutkan. Tergantung persepsi anda ataupun pengalaman pribadi di masa kecil yang mungkin masih tergambar jelas dalam ingatan. Namun di tangan horror master Stephen King lewat bukunya yang diterbitkan pada tahun 1986 yang telah diadaptasi ke serial televisi awal 90an, tentunya anda semua sudah bisa menebak ke mana film ini akan mengarah. Apalagi di tangan dingin kakak beradik Muschietti, Barbara yang bertindak sebagai produser dan Andries yang bertanduk sebagai sutradara. Hell no!
Remaja Bill Denbrough hidup dalam rasa bersalah setelah adiknya Georgie hilang secara misterius saat bermain dengan kapal kertas buatannya di tengah hujan. Bersama Eddie, Stanley, Richie yang tergabung dalam The Losers, mereka lantas bertemu dengan Beverly, Ben, Mike yang juga kerap dibully, termasuk oleh Henry dkk. Kawanan tersebut kemudian menemukan fakta adanya berbagai insiden aneh masa lampau yang sempat terjadi di kota kecil Derry itu, yang mengarah pada sosok badut misterius Pennywise yang terus mengintai rasa takut tanpa batas.
Cary Fukunaga memang batal mengepalai proyek cult ini tapi tak lantas menyurutkan langkahnya untuk memperkaya materi skenario dengan bantuan Chass Palmer dan Gary Dauberman. Pondasi karakter anak-anak mendapat porsi yang memadai. Pahit manisnya hidup yang mereka jalani baik di lingkungan sekolah ataupun rumah tak jarang memberikan kesan ‘coming of age’ story yang biasa kita jumpai dalam film drama remaja. Oleh sebab itu, rasa simpati dan empati terasa begitu mudah
mengetuk pintu kepedulian penonton akan sepak terjang mereka. Hanya saja peran orang-orang dewasa di sekitarnya masih digambarkan satu dimensi, yang membuatnya jatuh di luar garis keberpihakan.
Nama Muschietti memang belum sebesar James Wan ataupun David F. Sandberg sebagai sineas horor modern dengan kekuatan box office. Namun kepiawaiannya mengukur materi novel sebelum memutuskan membaginya dalam dua bagian pantas diapresiasi. Perpindahan setting dari aslinya 50an ke 80an pun bukan tanpa alasan, banyak gimmick yang terbilang mampu memperkuat penceritaan. Kombinasi trik jump scares tradisional plus modern alias CGI juga turut membangun ketegangan yang konstan di sepanjang film. Sinematografer Chung berhasil memaksimalkan pencahayaan dan tata kamera statis dinamisnya hingga menghasilkan atmosfir mencekam.

Lillis dan Wolfhard bisa jadi memperoleh nilai tertinggi di antara anggota The Losers lainnya lewat kapabilitas akting keduanya yang mencuat. Namun Lieberher, Ray Taylor, Jacobs, Dylan Grazer, Oleff tetap mampu mengikat chemistry mereka bertujuh secara utuh. Belum lagi antagonis Hamilton yang mendapat ‘panggung’nya sendiri. Sementara itu Bill Skarsgard berhasil keluar dari bayang-bayang sang ayah Stellan atau kakak tertua Alexander yang lebih dulu angkat nama. Peran badut berdansa penebar teror yang diyakini banyak kritikus akan membuka jalan panjang baginya ini dijamin akan menetap lama dalam ingatan anda.
IT adalah sebuah tontonan nostalgic yang menyeramkan sekaligus menyenangkan. Dari rumah The Neibolt Street hingga gorong-gorong bawah tanah kota Derry, emosi dan adrenalin anda akan terus dipacu menyaksikan teror demi teror Pennywise terhadap kepada The Losers. Pemahaman filsafat “mengatasi rasa takut demi menggapai kebebasan” meskipun prosesnya memakan durasi yang cukup lama, menjadi salah satu highlight penting yang membuat semuanya utuh dan dapat diterima nalar. This millenial edition will float high above its predecessors. And friendship bounds they had offered would never sink.
Durasi:
134 menit
134 menit
Overall:
8.5 out of 10
8.5 out of 10
Movie-meter:
Posting Komentar untuk "IT : Float High Above Fear And Freedom"