PENGABDI SETAN : Imperious Genre Revival Of Classic Local Horror

Pengabdi Setan: Kebangkitan Horor Lokal yang Agung dan Mencekam
Pengabdi Setan karya Joko Anwar menandai kebangkitan genre horor Indonesia dengan cara yang spektakuler. Film ini bukan sekadar horor jump-scare murahan, melainkan perpaduan sempurna antara suasana mencekam, cerita berlapis, dan penghormatan terhadap film horor klasik Indonesia.
Apa yang Membuat Pengabdi Setan Istimewa?
- Atmosfer Mencekam: Joko Anwar berhasil membangun suasana mencekam sejak awal film. Penggunaan pencahayaan remang-remang, desain produksi yang detail, dan sound design yang apik membuat penonton merasa tidak pernah aman.
- Cerita Berlapis: Di balik kisah keluarga yang diganggu makhluk gaib, terdapat misteri keluarga yang kelam. Film ini mengajak penonton untuk ikut memecahkan teka-teki dan mengurai benang cerita sedikit demi sedikit.
- Penghormatan pada Horor Klasik: Pengabdi Setan memberikan penghormatan kepada film horor Indonesia era 70-an dan 80-an. Para penonton lama akan menemukan beberapa referensi yang menarik, sementara penonton baru akan diperkenalkan pada gaya bercerita horor klasik tersebut.
Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan:
- Mungkin Terlalu Seram untuk Beberapa Penonton: Dengan adegan-adegan yang menggemparkan dan suasana yang mencekik, Pengabdi Setan mungkin terlalu seram untuk beberapa penonton.
- Pelan Bakar: Film ini membangun suasana perlahan-lahan dan fokus pada pengembangan karakter. Penonton yang menyukai adegan aksi cepat mungkin akan merasa film ini terlalu lambat.
Secara keseluruhan, Pengabdi Setan adalah wajib ditonton bagi para pencinta film horor. Film ini menghidupkan kembali genre horor Indonesia dengan cara yang modern dan menggemparkan. Bagi penonton yang mencari pengalaman menonton yang menegangkan dan penuh misteri, Pengabdi Setan tidak boleh dilewatkan.
Rini: Kalo memang itu Ibu, kita bilang sama dia supaya gak ganggu kita lagi.
Suwono: Kuburan kan cuma ada orang mati. Dan orang mati gak bahaya.
Nice-to-know:
Proses syuting memakan waktu selama 18 hari di daerah Pengalengan, Jakarta dan Sentul.
Cast:
Tara Basro sebagai Rini Suwono
Endy Arfian sebagai Toni
Nasar Anuz sebagai Bondi
Adhiyat Abdulkhadir sebagai Ian
Dimas Aditya sebagai Hendra
Ayu Laksmi sebagai Mawarni Suwono
Elly D Luthan sebagai Nenek Rini
Egi Fedly sebagai Budiman Syalendra
Bront Palarae sebagai Suwono
Arswendy Bening Swara sebagai Ustad
Fachri Albar sebagai Batara
Asmara Abigail sebagai Darmina
Director:
Merupakan feature film keenam bagi Joko Anwar setelah A Copy Of My Mind (2015).
W For Words:
Salah satu horror cult lokal yang diakui oleh masyarakat luas adalah Pengabdi Setan yang diproduksi Rapi Films pada tahun 1980 dan disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra. Meski hanya mengandalkan make up dan kostum seadanya tanpa polesan efek spesial, film yang dibintangi Ruth Pelupessy, WD Mochtar, Fachrul Rozy, Simon Cader, Him Damsyik dll ini dijamin akan membuat bulu kuduk anda berdiri dengan segala penceritaan dan pengadeganannya. Saat pertengahan tahun lalu mendengar kabar remake nya dengan menunjuk Joko Anwar yang juga memfavoritkannya, I know you’ll be in for this treat.
Keluarga Suwono pindah ke rumah nenek Rini yang jauh dimana-mana demi pengobatan Ibu Mawarni yang sakit misterius. Tak lama kemudian Ibu meninggal dan Ayah terpaksa meninggalkan rumah karena pekerjaan. Rini beserta ketiga adiknya Toni, Bondi dan Ian terpaksa tinggal hingga kemudian diganggu oleh hantu perempuan. Dibantu oleh tetangganya Budiman dan putranya Hendra yang menaruh hati padanya, Rini pun bertekad menguak tabir masa lalu yang disimpan keluarganya rapat-rapat sebelum semuanya terlambat.

Skenario yang dikerjakan Joko bersama Subagio Samtani, Sisworo Gautama, Imam Tantowi, Naryono Prayitno ini sedianya memberi porsi memadai bagi masing-masing karakternya untuk bernafas dan saling bersinergi. Namun dalam prosesnya, masih terlalu banyak pertanyaan yang mengusik tentang keberadaan satu sama lain yang kerap dibiarkan tak terjawab. Keutuhan keluarga menjadi hal terakhir yang saya pedulikan hingga film berakhir. Jawaban rangkaian teka-teki yang dimaksudkan sebagai twist pun rasanya tidak terlalu dinanti lagi.
Terlepas dari segala kekurangan materi, harus diakui tata artistik, lighting dan pemanfaatan setting menjadi kekuatan yang sulit dipungkiri. Berbagai sudut rumah mulai dari tangga, lorong, sumur, kamar hingga halaman mampu mewujudkan panggung ketakutan bagi setiap karakternya untuk unjuk gigi. Beragam trik jump scares yang cukup konsisten di sepanjang durasinya dijamin membuat anda terpekik kaget hingga spontan menutup mata. Belum lagi lantunan suara Aimee Saras dalam tembang Kelap Malam yang akan merasuk ke dalam benak penonton.

Karakter ayah memang tidak pernah sempurna di film-film Joko, either he’s
missing or simply an asshole. Pengabdi Setan kembali mempertegas fakta itu. Tetapi
bukan itu yang akan menggarisbawahi review ini, melainkan inisiatif Joko untuk
menetapkan benchmark baru bagi para pembuat film genre ini di tanah air yang memang
tak seharusnya lari dari citarasa lokal yang kental. Alhasil Pengabdi Setan
yang anyar pun sukses mewarisi versi lawasnya akan konsep orisinil horor
Indonesia lengkap dengan balutan pesan moral yang diusungnya. Who’s in for
another prequel/sequel? Especially after what has been revealed before end
credits.
Durasi:
107 menit
107 menit
Posting Komentar untuk "PENGABDI SETAN : Imperious Genre Revival Of Classic Local Horror"